Monday, February 23, 2009

Jokes For All

Terserah, yang penting asik. Account Executive ke Graphic Designer setelah semalam suntuk lembur: "Yuk, sekarang giliran kamu." Graphic Designer: "Mau dicolok dimana?" Sebuah agency di Tebet, didengar oleh seorang copywriter yang langsung menyiapkan kamera. Nah, sekarang baru pas! Art director, di depan layar komputer : "Diapain lagi nih?" Copywriter, menunjuk ke layar komputer : "Anunya kayaknya mesti dikesini-in sedikit lagi." Di sebuah biro iklan di Jakarta, didengar oleh rekan di meja sebelah yang tiba-tiba jadi tidak peduli dengan deadline. 11 September 2008 Kita harus sharing! Bos di sebuah restoran bersama anak-anak buahnya: "Siapa yang mau chocolate cake? Hmmm, oke, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7... Mas, pesan chocolate cake-nya dua ya!" Restoran di Jakarta Selatan, didengar oleh para karyawan yang mulai melupakan THR mereka. Ya kan belum imsak... Lelaki di sebuah restoran jam 9 malam, Lelaki lapar: "American Breakfast satu, mbak..." Waitress (memandang sinis): "Sahur, mas?" Kedai kopi di Plaza Senayan, didengar oleh peminum kopi yang memandang kagum si waitress. Ceritanya simpel kok... (lanjutan) Cewe #1: "Eh, masa di kantor gua tadi ada cewe diajak nonton Fantastic Four, tapi dia bilangnya belum nonton 1 sampe 3, hahahahaha..." Cewe #2 (tersenyum ragu): "Tapi gua sebenernya juga belum nonton yang 1 sampe 3 lho..." Admin Office hotel bilangan Senayan, didengar oleh belasan kolega yang tiba-tiba menunduk. Trilogi ya? mahasiswa #1: "Eh, nyewa film apa?" mahasiswa #2: "Crouching Tiger..." mahasiswa #1: "Terus apa lagi?" mahasiswa #2: "Hidden Dragon." Kantin Universitas di Depok, didengar oleh mahasiswa yang siap mengeluarkan pedang. 09 September 2008 Sungguh ide yang luar biasa! Bos production house ke bawahan-bawahannya: "Gue ada ide bagus nih buat konsep program tv, tapi apa ya kira-kira?" Cempaka Putih, didengar dan diceritakan kembali oleh salah satu bawahan yang mempertimbangkan secara serius untuk pindah kantor. Nyelametin atau ngarep? Account executive ke copywriter: "Buatin running text dong, kira-kira isinya X mengucapkan selamat berpuasa, semoga amal ibadah Anda diterima di sisi-Nya." Agensi iklan di belakang toko barang antik, didengar oleh penghuni ruangan kreatif yang tiba-tiba mules. Gua maunya aman! Cowok metroseksual (duduk di bagasi dan tak sengaja menduduki botol oli): "Wah, netes nih." Cowok botak (menyetir): "Keluarin di luar, keluarin di luar!" Cowok metroseksual: "Nggak bisa, lo goyang-goyang mulu." Di atas mobil ke arah Cikini, didengar oleh seluruh penumpang di bagian tengah yang kebetulan cowok semua. Ceritanya simpel kok... Marcomm Manager: Eh, nonton Fantastic Four yang baru yuk ntar malem. Project Manager: Aduh mau banget, tapi gue belum nonton yang 1 sampai 3 nih, takutnya gak ngerti. Di sebuah ruangan kantor bank asing di Jakarta, didengarkan oleh tetangga-tetangga kubikelnya sambil cekikikan. Itu kan juga binatang laut... Suami: Aku mau pesan pepes ikan. Istri (setelah membaca keterangan di menu): Sayang, ini ada pisangnya. Kamu kan gak suka pisang. Keterangan di menu: Pepes Ikan (Grilled and stuffed fish wrapped in banana leaf) Di sebuah restoran Sunda di Jakarta. Lagi-lagi didengarkan semua hadirin yang hanya bisa menepuk jidat. Terus jangan kemanisan ya... Istri terlambat datang: "Yang, kamu tadi pesan apa?" Suami: "Escargot." Istri (ke pelayan): "Saya pesan itu juga, tapi es-nya jangan banyak-banyak ya. Lagi agak flu." Restoran Perancis di Jakarta, didengarkan oleh semua hadirin di meja yang terbengong sambil menahan ketawa. Hmm, padet banget... Suami sedang melinting: "Lagi ngapain loe?" Istri: "Lagi misahin biji ama batangnya..." Suami: "Ah kelamaan... Nih, isep aja!" Jakarta Selatan, didengar oleh seorang teman yang langsung sadar. Ahhh! Ayo keluar dari sini! Cewek dengan muka panik: "Gua baru nemu barang menyeramkan di kamar X!" Cewek kaget: "Apaan?" Cewek dengan muka panik: "TIMBANGAN BADAN!" Di rumah si X, didengar oleh cewek yang nahan ketawa sambil nahan kolak dimulut. 07 September 2008 Cewek & Rokok: Tidak baik untuk kesehatan? Cowok berisik: "Jadi waktu itu gue lagi ngeliatin cewek cakep bener, terus gue nyalain rokok. Tapi yang kebakar malah BULU HIDUNG gue!" Trotoar dekat Plaza Senayan, didengar oleh pejalan kaki yang hampir tersandung. Nah, kalau XL apaan? PRT 1: "Denger-denger, ukuran baju 'S', 'M', 'L' teh dari bahasa Inggris bukan?" PRT 2: "Salah lu! Itu mah singkatan bahasa kite: Sedeng, Muat, ame Longgar!" Perumahan di bilangan Jakarta Selatan, didengar oleh salah satu penghuni rumah yang menahan pipis. 06 September 2008 Atau mau full-service? Seorang Casting Director ke seorang ibu lewat telepon: "But she has to come to the studio right now, she has a hand job to do!" Wijaya, didengar oleh si anak yang juga seorang hand talent untuk iklan. Dari jaman nenek moyang kali... Seorang lelaki cuek datang bergabung ke sekelompok pengopi, duduk, memandangi salah seorang wanita dan berkata ke dia Lelaki cuek: "Loe bikin orang jadi kaya nelayan..." Wanita bingung: "Eh?" Lelaki cuek: "Lupa daratan." Kedai kopi di Kemang, didengar oleh sekelompok peminum kopi yang langsung jatuh gedubrakan. Makanya jangan cepet-cepet mencetnya! Pengendara motor #1 setelah menabrak motor depan: "Woi mas, kalo ngerem jangan mendadak dong!" Pengendara motor #2: "Siapa yang ngerem? Saya berenti buat SMS dari tadi!" Perempatan Kuningan, didengar oleh pengemudi yang ingin keluar menyalami pengendara kedua. Berdamailah, hai manusia! Setelah dua motor bertabrakkan pelan, para pengendaranya saling berkonfrontasi. Pengendara #1 (mendorong #2): "Hai, anak muda!" Pengendara #2 (balas mendorong): "Hai, orang tua!" Jeruk Purut, didengar oleh pengemudi mobil sebelah yang sampai tidak mampu ngegas. Yuk,mareeee... Petugas Atmosfear sambil menunjuk ke panel kamera: "Mas, nanti waktu meluncur jangan lupa melambai ya?" Pemuda gemulai: "Ngondek maksud loe?" FX, didengar oleh pengunjung yang terpingkal-pingkal sendiri. Euh, kenapaaaaa? Perempuan ke pemuda yang lagi makan ting-ting dan lengket di gigi: "Makanya, kalo gua gak pernah gua kunyah, biasanya gua... (jeda) kulum." Kedai kopi Kemang, didengar oleh sekelompok anak muda yang tiba-tiba sulit menelan permen. Selama bukan gagang sapu... Account Executive cewe frustasi ke Art Director cowo jago ngeles: "Jangankan oral, written brief juga udah! Tinggal satu cara lagi yang belum, tapi kan loe ngakunya straight!" Agensi iklan bilangan Blok M, didengar oleh copywriter yang mengamini langsung. Yang sopan dong kamu! Keponakan #1: "Kak, Awas ada mosquito!" Keponakan #2: "Nahla gak boleh manggil daddy, Mas Tito.. Mas Tito gitu!" Acara buka puasa, terdengar oleh sang paman yang ingin keluar dari kerumunan dan tertawa sepuasnya Anak ini perseptif sekali... Balita: "Nenek, bukan gitu cara gambarnya!" Nenek: "Yaaa, sorryyy mek!" Balita: "It's ok tit!" Pondok Aren, didengar oleh kakek yang cengengesan. Aku tiba-tiba gak nyaman di sini... Anak lelaki 4 tahun: "Arti pecah belah apa sih, ma?" Ibu: "Kalo itu kamu pecah, kamu mama belah." Toko pecah belah Pondok Indah Mal, didengar oleh wanita yang sampai hampir memecahkan belanjaannya. Tapi kan... Ah, sudah lah... Ibu marah-marah ke 2 anak balita dengan penuh emosi (lengkap dengan jari telunjuk menunjuk-nunjuk anaknya): "SEKALI LAGI kalian lempar-lempar batu ke kolam ikan, mama ga bolehin kalian main lagi! Nanti ikannya bisa mati! Kasihan dong ikannya! Udah mama bilangin berapa kali kok ga ngerti juga sih?" Balita berteriak gembira ke yang satu lagi: "Wah, boleh sekali lagi!" Bintaro, didengar oleh tante para balita yang tiba-tiba terbahak. 05 September 2008 Ada, tapi kecil. Mau? Scriptwriter kepada pelayan rumah makan padang: "Mbak gak ada otaknya ya?" Bintaro, didengar oleh beberapa teman yang menahan tawa sekaligus menatap kasihan ke si mbak pelayan. Ya udah, Kangen Band deh... Pemuda kos #1: "Eh, ngeband yuk?" Pemuda kos #2: "Bawa apaan?" Pemuda kos #1: "Led Zeppelin." Pemuda kos #2: "Emangnya gua tuhan?" Tebet, didengar oleh tetangga yang menganggap percakapan itu tidak ada. Satu gelas lagi! Dan jangan lupa sausnya! Cowok posesif: "Heh, kamu mabuk ya?!" Cewek insensitif: "No, I'm noooot! I drank too much calamari, that's all. Kebayoran, didengar oleh dua orang teman yang langsung tertawa berguling-guling. Rokoknya gak jadi aja deh Bapak tua: "Aduuuuh . . . Haduuuuh" Cowok panik kepada ibu penjaga warung: "Bu! Bu! Itu ada orang di luar teriak-teriak. Itu . . . gembel kali ya bu?" Ibu penjaga warung: "Itu suami sayaaaaa!" Tebet, didengar dari dalam mobil oleh istri si cowok panik, yang tanpa sengaja telah melindas kaki si bapak tua Ngerti cara buka laptop kan? Sutradara bitchy ke Art Director-nya: "Do me, yourself and the crew of this film a favor: go online and google 'Art Director'!" Rumah susun Petamburan, didengar oleh seluruh kru yang ingin bersorak. Sebentar yaaaa.. Seorang perempuan muda ke seorang Art Director berumur: "Pak tungguin, kita keluar bareng yaa!" Kantor di Tebet, didengar oleh semua otak kotor yang tiba-tiba aktif. 04 September 2008 Pulo Mas gak terlalu jauh sih... Seorang musisi muda cantik: "I could so see myself doing it with a horse!" Apartemen di daerah Senayan, didengar oleh teman yang langsung membayangkan. Mungkin kita bikin aja? Creative Director banyak keinginan: "Kami mencari lokasi di jalan utama Jakarta yang banyak gedung-gedung pencakar langit dan look-nya seperti Singapore. tapi jangan yang terlalu familiar seperti jalan Thamrin dan Sudirman..." Didengar oleh seorang Line Producer yang mulai habis kesabarannya. Selama bisa dikantongin sih... Account Executive: "Untuk promosi ini, kita akan memerlukan suvenir yang kecil dan gampang dibawa-bawa... gimana kalo GAJAH?" Didengar oleh copywriter bitchy yang menahan diri untuk tidak melempar kursi. Tapi Ibu lebih cantik pastinya... Seorang wanita yang terlalu semangat presentasi: "Nah untuk karakter iklan ini, kita akan menggunakan talent ibu-ibu nyinyir, judes, jenis-jenis Ibu Subangun... Naaah, kaya ibu iniiii!" (sambil menunjuk salah seorang supplier perusahaan) Didengar oleh copywriter yang minta ditelan bumi Kirim aja formulirnya... Cewe dengan muka berbinar: "Heeeey, gua baru putus lho!" (tersenyum mengundang) Cowo clueless: "Ah, welcome to the club!" Cewe pun berbalik badan. Didengar oleh sahabat yang menepuk jidat sekeras-kerasnya Kan biar gak bosen maksudnya... Cowo berisik: "Iya, jadi pas anjing gua sakit, gua gak sadar gitu..." Teman pencinta anjing: "Kenapa gitu?" Cowo berisik: "Iya, dia kan hobi duduk nonton tivi, pas dia berbaring sambil nonton, gua pikir, wah cara baru nonton tivi nih! Beberapa lama kemudian, mati dia" Didengar oleh pencinta anjing lain yang ngakak. Segampang itu? Gadis pemarah: "Kalo ada cowo tau-tau ngajak gua ke Maldives, uhhhh, I am sooooo coming" Didengar oleh semua teman yang serentak tersedak. Posted by Nguping Jakarta
Baca Selengkapnya...

Tuesday, September 4, 2007

Belajarlah dari Ulat

Bagi penggemar tanaman atau yang memiliki hobi berkebun, seringkali menemukan binatang yang menjengkelkan, dimana dedaunan muda yang tumbuh segar, menjadi tak beraturan dan bolong-bolong bahkan habis dan tinggal tangkainya saja. Ternyata setelah kita perhatikan ada hewan yang biasanya berwarna hijau, sehijau dedaunan untuk kamuflase, binatang tersebut adalah ulat.


Ulat adalah salah satu binatang yang sangat rakus dalam melahap hijaunya dedaunan tanaman yang kita sayangi. Rasa marah yang sangat bila kita jumpai tanaman kesayangan kita telah habis dedaunannya, bahkan hanya tinggal ranting-ranting saja. Sedih dan marah rasanya karena usaha kita terasa terampas begitu saja karena ulah sang ulat. Dibalik kekesalan dan rasa marah, pernahkah kita mencoba untuk melihat atau sedikit tertegun mengernyitkan dahi atas ulah sang ulat tersebut atau sebaliknya kita membunuhnya untuk melampiaskan kekesalan hati, setega itukah? Hasil yang diakibatkan oleh ulah sang ulat memang sangat mengesankan bila dibanding dengan wujud ulat yang lemah dan lunak tubuhnya. Melihat dari akibat yang dihasilkan maka dapat kita katakan bahwa karakter ulat adalah pekerja keras dalam menggunduli dedaunan tanaman kita, seakan-akan mereka seperti dikejar deadline dan harus buru-buru untuk menyelesaikan. Hasilnya sangat mengesalkan sekali buat kita, yaitu tanaman yang gundul dalam waktu yang relatif singkat dan sekali lagi sungguh mengesankan. Dalam menjalani misinya sang ulat tak membiarkan sedikit waktu terbuang. Sang ulat baru berhenti ketika sampai pada saat yang ditentukan dimana ia harus berhenti makan untuk menuju ke dalam kondisi puasa yang keras. Puasa yang sangat ketat tanpa makan tanpa minum sama sekali, dalam lingkupan kepompong yang sempit dan gelap. Pada masa kepompong ini terjadi sebuah peristiwa yang sangat menakjubkan, masa dimana terjadi transformasi dari seekor ulat yang menjijikkan menjadi kupu-kupu yang elok dan indahnya dikagumi manusia. Sang kupu-kupu yang terlahir seakan-akan menjadi makhluk baru yang mempunyai perwujudan dan perilaku yang baru dan sama sekali berubah. Haruskah kita membiarkan begitu saja sebuah peristiwa yang sangat indah dan mengesankan ini, tentu tidak. Sebenarnya kita patut malu bila melihat tabiat ulat yang pekerja keras. Ulat seakan tak mempunyai waktu yang terluang dan terbuang sedikitpun. Waktu yang tersedia adalah waktu yang sangat berharga bagi ulat untuk menggemukkan badan sebagai persiapan menuju sebuah keadaan dimana diperlukan energi yang besar yaitu masa kepompong, seakan dikejar-kejar oleh deadline sehingga sang ulat tak pernah beristirahat sejenakpun untuk terus melahap dedaunan. Berpacunya sang ulat dengan waktu, ternyata disebabkan sang ulat telah mempunyai sebuah tujuan yang sangat jernih dan jelas yaitu mengumpulkan semua potensi yang ada untuk menghadapi satu saat yang sangat kritis yaitu masa kepompong, dimana pada masa kepompong tersebut dibutuhkan persiapan yang prima. Datangnya masa kepompong adalah sebuah keniscayaan, maka sang ulat mempersiapkan dengan kerja keras untuk menghadapinya. Sebuah persiapan diri dengan kerja keras dilakukan juga pada hewan-hewan yang mengalami musim dingin.Dimana untuk menghadapi masa sulit di musim dingin, banyak hewan yang melakukan hibernasi selama musim dingin di gua-gua atau liang-liang, agar terhindar dari ganasnya musim dingin. Agar tubuh tetap hangat dan tersedianya energi maka sebelum menjelang musim dingin, hewan-hewan tersebut akan menumpuk lemak sebanyak-banyaknya di dalam tubuhnya, untuk dipakai sebagai bekal dalam tidur panjangnya. Lalu coba kita berkaca dan mereview diri kita, adakah semangat yang luar biasa selayaknya ulat yang telah menggunduli dedaunan, bukankah sebuah masa depan dan tanggung jawab yang begitu beratnya harus kita pikul dan tunaikan. Namun kita terbuai dan masih sering suka bermain-main, selayaknya tertipu oleh permainan yang sangat melenakan. Masa-masa dalam kehidupan kita sebagai individu atau kelompok, pasti tak akan pernah luput dari masa yang menyenangkan dan kemudian digantikan masa-masa yang sulit, itu adalah sebuah kepastian, sepasti bergantinya musim hujan disongsong oleh musim kemarau yang memayahkan. Di dalam masa-masa senang satu saat akan berganti menjadi masa yang sulit dan bahkan menjadi sebuah musibah karena mengintai sebuah keterlenaan. Sungguh benar hadist nabi untuk mengambil kesempatan lima sebelum lima: muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, hidup sebelum mati dan senggang sebelum sibuk. Dan bukankah kita telah diwanti-wanti untuk senantiasa mempersiapkan diri dengan apa saja yang kita mampu, untuk menggentarkan hati musuh-musuh kita. Janganlah kita terlena bahkan kalah dengan hewan yang bernama ulat yang mempunyai etos kerja unggul dan memiliki pola pandang yang jauh ke depan yang meniti masa depan tersebut dengan kerja keras, karena masa depan dengan kesulitan dan cobaan itu pasti akan datang dan menghampiri kita, maka persiapan yang matang dan kerja keras yang mampu menolong kita dan bukan kemalasan dan menunda-nunda pekerjaan. Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Baca Selengkapnya...

Monday, July 30, 2007

Empat Isteri

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 isteri. Dia mencintai isteri ke-4 dan menganugerahinya harta dan kesenangan, sebab ia yang tercantik di antara semua isterinya. Pria ini juga mencintai isterinya yang ke-3. ia sangat bangga dengan sang isteri dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita cantik ini kepada semua temannya. Namun ia juga selalu kuatir kalau isterinya ini lari dengan pria lain.



Begitu juga dengan isteri ke-2. Sang pedagang sangat menyukainya karena ia isteri yang sabar dan penuh pengertian. Kapan pun pedagang mendapat masalah, ia selalu minta pertimbangan isteri ke-2-nya ini, yang selalu menolong dan mendampingi sang suami melewati masa2 sulit. Sama halnya dengan isteri pertama. Ia adalah pasangan yang sangat setia dan selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarganya. Wanita ini yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan bisnis sang suami. Akan tetapi, sang pedagang kurang mencintainya meski isteri pertama ini begitu sayang kepadanya. Suatu hari si pedagang sakit dan menyadari bahwa ia akan segera meninggal. Ia meresapi semua kehidupan indahnya dan berkata dalam hati, "Saat ini aku punya 4 isteri. Namun saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan."
ISTERI KE-4: NO WAY Lalu pedagang itu memanggil semua isterinya dan bertanya pada isteri ke-4-nya. "Engkaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan indah. Nah, sekarang aku akan mati. Maukah kamu mendampingi dan menemaniku?" Ia terdiam.... tentu saja tidak! Jawab isteri ke-4 dan pergi begitu saja tanpa berkata apa2 lagi. Jawaban ini sangat menyakitkan hati. Seakan2 ada pisau terhunus dan mengiris- iris hatinya.
ISTERI KE-3: MENIKAH LAGI Pedagang itu sedih lalu bertanya pada isteri ke-3. "Aku pun mencintaimu sepenuh hati dan saat ini hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku dan menemani akhir hayatku?" Isterinya menjawab, hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kau mati. Bagai disambar petir di siang bolong, sang pedagang sangat terpukul dengan jawaban tsb. Badannya terasa demam.
ISTERI KE-2: SAMPAI LIANG KUBUR Kemudian ia memanggil isteri ke-2. "Aku selalu berpaling kepadamu setiap kali aku mendapat masalah dan kau selalu membantuku sepenuh hati. Kini aku butuh sekali bantuanmu. Kalau aku mati, maukah engkau mendampingiku?" Jawab sang isteri, "Maafkan aku kali ini aku tak bisa menolongmu. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur. Nanti akan kubuatkan makam yang indah untukmu."
ISTERI KE-1: SETIA BERSAMA SUAMI Pedagang ini merasa putus asa. Dalam kondisi kecewa itu, tiba2 terdengar suara, "Aku akan tinggal bersamamu dan menemanimu kemana pun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.
Pria itu lalu menoleh ke samping, dan mendapati isteri pertamanya di sana. Ia tampak begitu kurus. Badannya seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja aku bisa merawatmu lebih baik saat aku mampu, tak akan kubiarkan engkau kurus seperti ini, isteriku."
HIDUP KITA DIWARNAI 4 ISTERI Sesungguhnya, kita punya 4 isteri dalam hidup ini. Isteri ke-4 adalah TUBUH kita. Seberapa banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah. Semua ini akan hilang dalam suatu batas waktu dan ruang. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap kepada-Nya.
Isteri ke-3, STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya. Sebesar apapun kedudukan kita dalam masyarakat dan sebanyak apapun harta kita, semua itu akan berpindah tangan dalam waktu sekejap ketika kita tiada.
Sedangkan isteri ke-2, yakni KERABAT DAN TEMAN. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, kita tak akan bisa terus bersama mereka. Hanya sampai liang kuburlah mereka menemani kita. Dan sesungguhnya isteri pertama kita adalah JIWA DAN AMAL KITA. Sebenarnya hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia mendampingi kemana pun kita melangkah. Hanya amallah yang mampu menolong kita di akhirat kelak.
Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa kita dengan bijak serta jangan pernah malu untuk berbuat amal, memberikan pertolongan kepada sesama yang membutuhkan. Betapa pun kecilnya bantuan kita, pemberian kita menjadi sangat berarti bagi mereka yang memerlukannya.
Mari kita belajar memperlakukan jiwa dan amal kita dengan bijak.
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Baca Selengkapnya...

Monday, July 23, 2007

Kisah Sehelai Daun

Pada sebatang pohon kecil, hiduplah beberapa daun yang tumbuh bersama. Di antara daun-daun tersebut terdapat sebuah daun yang sangat besar dan kuat. Daun itu diagung-agungkan karena kekuatannya. Dialah yang dianggap pelindung bagi daun-daun lainnya dari badai, hujan, panas matahari yang terik, dan bahaya lainnya. Suatu ketika datanglah musim kemarau yang panjang.



Daun-daun di pohon kecil itu mulai layu karena tidak mendapat air dan makanan. Daun besar yang tadinya kuat dan besar mulai terlihat keriput. Ia berusaha melindungi daun-daun lainnya dari matahari yang bersinar sangat terik sehingga daun2 sahabatnya itu tidak kehilangan air lebih banyak lagi. Hari berganti hari, daun besar itu sudah sampai pada puncak usahanya. Ia mulai sobek-sobek sehingga sinar matahari mulai menembusnya. Ia mulai kehilangan kekuatannya dan daun-daun lainnya pun sudah mulai mengabaikannya karena ia tidak kuat lagi seperti dulu. Beberapa hari kemudian daun besar itu merasa tidak kuat lagi akhirnya ia berkata kepada teman-temannya : Teman-teman aku tidak lagi mempunyai kekuatan untuk melindungi kalian, aku akan gugur. Selamat tinggal. Setelah berkata demikian akhirnya daun besar itu pun gugurlah. Musim kemarau terus berlanjut, daun-daun di pohon kecil itu saling bertahan untuk hidup. Mereka sama sekali sudah melupakan daun besar yang telah berjasa melindungi mereka sehingga mereka dapat bertahan sampai sekarang. Musim kemarau tidak juga berakhir. Daun-daun di pohon kecil itu sudah mulai kehilangan harapan. Mereka merasa sangat kelaparan, kehausan dan akan mati. Di saat mereka putus asa, tiba tiba dirasakan adanya air dan makanan dari tanah. Mereka terheran-heran akan adanya keajaiban itu. Setelah lama mencari-cari, mereka menyadarinya. Mereka melihat bahwa daun besar itu sudah membusuk dan menghasilkan air dan sari makanan bagi mereka. Akhirnya dengan air dan sari makanan dari daun besar tadi, daun daun di pohon kecil itu berhasil bertahan sampai musim hujan datang. Daun-daun di pohon kecil itu sangat menyesal karena telah melupakan daun besar itu. Padahal sampai akhir hayatnya daun besar itu tetap menjadi pahlawan bagi daun-daun lainnya. Renungan bagi kita, Janganlah menilai seseorang dengan penampilan dan kekuatannya. Tuhan memberikan bantuan kepada kita melalui siapa saja bahkan melalui orang yang kita anggap telah jatuh dan hina. Ingatlah rencana Tuhan itu ajaib dan tidak pandang bulu terhadap semua hambanya.
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Baca Selengkapnya...

Kisah Sang Tikus

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan isterinya membuka sebuah bungkusan. Ada makanan pikirnya? Dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan; "Awas, ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati, ada perangkap tikus di dalam rumah!".



Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruk tanah, mengangkat kepalanya dan berkata, "Ya maafkan aku, Pak Tikus, aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tak ada masalahnya. Jadi jangan buat aku peninglah”. Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing, katanya, "Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di rumah!". "Wah, aku menyesal dengar khabar ini," si kambing menghibur dengan penuh simpati, "tetapi tak ada sesuatupun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu sentiasa ada dalam doa doaku!". Tikus kemudian berbelok menuju si lembu. "Oh? sebuah perangkap tikus, jadi saya dalam bahaya besar ya?" kata lembu itu sambil ketawa. Jadi tikus itu kembalilah ke rumah, kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Malam itu juga terdengar suara bergema diseluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsanya. Isteri petani berlari pergi melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bias melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematuk tangan isteri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah sakit. Dia kembali ke rumah dengan demam. Sudah menjadi kebiasaan setiap orang akan memberikan orang yg sakit demam panas minum sup ayam segar, jadi petani itu pun mengambil goloknya dan pergilah dia ke belakang mencari bahan-bahan untuk supnya itu. Penyakit isterinya berkelanjutan sehingga teman-teman dan tetangganya dating menjenguk, dari jam ke jam selalu ada saja para tamu. Petani itupun menyembelih kambingnya untuk memberi makan para tamu itu. Isteri petani itu tak kunjung sembuh. Dia meninggal, jadi makin banyak lagi orang-orang yang datang untuk pemakamannya sehingga petani itu terpaksalah menyembelih lembunya agar dapat memberi makan para pelayat itu.

Moral kisah ini:
Apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu piker itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada 'perangkap tikus' di dalam rumah, seluruh 'ladang pertanian' ikut menanggung risikonya.

Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan dari baiknya.
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Baca Selengkapnya...

Anak Mantan PM Thailand Bekerja di McD

Para orangtua bisa mencontoh gaya mendidik anak PM Thailand. Meski berstatus orang nomor satu di pemerintahan Negeri Gajah Putih itu, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas wah, tak membuat Thaksin Shinawatra memanjakan buah hatinya. Dia dengan bangga mengumumkan jika anaknya Paetongtarn Shinawatra bekerja sebagai pelayan di restoran siap saji McD.



Lebih mengagumkan lagi, Paetongtarn, remaja putri ini mendapatkan pekerjaan itu dengan usahanya sendiri. Awalnya Paetongtarn Shinawatra ingin 'menjaga identitasnya' ketika bekerja sebagai pramusaji di McD. Tapi keinginan itu gagal gara-gara ayahnya yang perdana menteri mampir sambil membawa reporter. Paetongtarn berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan restoran siap saji McDonald's dengan usahanya sendiri. Paetongtarn adalah putri bungsu Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra, yang sebenarnya merupakan salah satu orang terkaya di negara gajah putih tersebut. Thaksin mengatakan bahwa walau berasal dari keluarga milioner, ia ingin generasi berikutnya bisa belajar untuk menghargai uang dan kerja keras. "Anak-anak sekarang setelah lulus sekolah tak tahu bagaimana caranya bekerja. Saya ingin Paetongtarn mempunyai pengalaman tentang hidup. Ia anak bungsu dan ketika lahir, orangtuanya sudah punya status. Uang bukan tujuan utama, tapi pengalaman," tambahnya. Paetongtarn, 17 tahun, bekerja paruh waktu dengan gaji 24 baht per jam atau sekitar Rp5.000. Ia mengatakan bangga bisa mengikuti jejak orangtuanya. Thaksin bekerja di Kentucky Fried Chicken saat kuliah di Eastern Kentucky University. Ketika ia mengambil gelar doktor di Sam Houston State University, Texas, istrinya Potjaman membantunya membiayai hidup dengan bekerja di Burger King. (atc)
Sumber: http://www.sapos.co.id/berita/index.asp?id=24768
Baca Selengkapnya...

Los Felidas, Penantian Seperempat Abad

* Mengingat dan Menyadarkan kita kehangatan dan kasih sayang tulus seorang MAMA. Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota. Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang, dan itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil. Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang ahu sedikit masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli disitu, melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya.



kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu, mereka kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka tidak tahu dimana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada dikantong. Padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang berumur 1 tahun. Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi dimana puing-puing sebuah toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh. Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang dingin. Ketika mereka beristirahat dibawah atap toko itu, sang suami berkata: "Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur disini." Setelah mencium bayinya ia pergi. Dan ia tidak pernah kembali. Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang seperti melihatnya menumpang kapal yang menuju ke Afrika. Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu Kedatangan suaminya, dan bila malam tidur di emperan toko itu. Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu, orang-orang yang lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di sana selama 6 bulan berikutnya. Pada suatu hari, tergerak oleh Semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja. Masalahnya adalah di mana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah hampir 2 tahun dan tampak amat cantik jelita. Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu disitu dan berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka. Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak kemana-mana, tidak ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula. Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun selama ibunya tidak ditempat. "Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi tidur dengan angin di rambut kita". Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan penuh kesungguhan. Maka sang ibu mengatur kotak kardus dimana mereka tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkan anaknya dengan hati-hati di dalamnya. Di sebelahnya ia meletakkan sepotong roti. Kemudian, dengan mata basah ibu itu menuju kepabrik sepatu, di mana ia bekerja sebagai pemotong kulit. Begitulah kehidupan mereka selama beberapa hari, hingga di kantong sang ibu kini terdapat cukup uang untuk menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya. Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300 kilometer ke pusat kota. Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah dipusat kota. Di situ gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun. Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona, dan mereka memanjakannya dengan amat sangat. Di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil itu tumbuh dewasa. Ia belajar kebiasaan-kebiasaan orang terpelajar seperti merangkai bunga, menulis puisi dan bermain piano. Ia bergabung dengan kalangan-kalangan kelas atas, dan mengendarai Mercedes Benz kemanapun ia pergi. Satu hal yang baru terjadi menyusul hal lainnya, dan bumi terus berputar tanpa kenal istirahat. Pada umurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur yang amat jelita, yang pandai bermain piano, dan yang sedang menyelesaikan gelar dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo. Setahun setelah perkawinan mereka, ayahnya wafat, dan Serrafona beserta suaminya mewarisi beberapa perusahaan dan sebuah real-estate sebesar 14 hektar yang diisi dengan taman bunga dan istana yang paling megah di kota itu. Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27, sesuatu terjadi merubah kehidupan wanita itu. Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah tidak pernah dipakai lagi, dan di laci meja kerja ayahnya ia melihat selembar foto seorang anak bayi yang digendong sepasang suami istri. Selimut yang dipakai untuk menggendong bayi itu lusuh, dan bayi itu sendiri tampak tidak terurus, karena walaupun wajahnya dilapisi bedak tetapi rambutnya tetap kusam. Sesuatu ditelinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang. Ia mengambil kaca pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu. Kemudian ia membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni. Di dalam kotak yang berukiran indah itu dia menyimpan seluruh barang-barang pribadinya, dari kalung-kalung berlian hingga surat-surat pribadi. Tapi diantara benda-benda mewah itu terdapat sesuatu terbungkus kapas kecil, sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan emas murni. Ibunya almarhum memberinya benda itu sambil berpesan untuk tidak kehilangan benda itu. Ia sempat bertanya, kalau itu anting-anting, dimana satunya. Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya. Serrafona menaruh anting-anting itu didekat foto. Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang. Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Tapi kedua pria wanita yang menggendongnya, yang tersenyum dibuat-buat, belum penah dilihatnya sama sekali. Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungi pertanyaan -pertanyaannya, misalnya: kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya. Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam, berkilat di benaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Di ruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik mereka mati bersama. Matanya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang sedang membaca koran: "Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan mungkinkah ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun?". Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa lalu Serrafonna. Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian diseluruh negeri. Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan kantor surat kabar dan kantor catatan sipil. Ia membentuk yayasan-yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan badan-badan sosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita. Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Mencari seorang wanita yang mengemis 25 tahun yang lalu di negeri dengan populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah. Tapi Serrafona tidak punya pikiran untuk menyerah. Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus menerus meningkatkan pencarian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik. Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung dosa mengabaikannya selama seperempat abad. Tetapi ia tahu, entah bagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang. Ia memberitahu suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh pengertian. Pagi, siang dan sore ia berdoa: "Tuhan, ijinkan saya untuk satu permintaan terbesar dalam hidup saya: temukan saya dengan ibu saya". Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerima kabar bahwa ada seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya. Tanpa membuang waktu, mereka terbang ke tempat itu sebuah rumah kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka. Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu, yang kini terbaring sekarat, adalah wanita di dalam foto. Dengan suara putus-putus, wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan, sekitar 25 tahun yang lalu. Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia masih ingat kota dan bahkan potongan jalan dimana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya. Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota dimana Serrafonna diculik. Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka untuk mencari nama jalan itu. Semalaman Serrafona tidak bisa tidur. Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya. Dua hari lewat tanpa kabar. Pada hari ketiga, pukul 18:00 senja, mereka menerima telepon dari salah seorang staff mereka. "Tuhan maha kasih, Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi." Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, dipinggiran kota yang kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan kusam. Satu, dua anak kecil tanpa baju bermain-main ditepi jalan. Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil, kemudian masih belok lagi kejalanan berikutnya yang lebih kecil lagi. Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang semakin menunjukkan kemiskinan. Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan itu. "Lekas, Serrafonna, mama menunggumu, sayang". Ia mulai berdoa "Tuhan, beri saya setahun untuk melayani mama. Saya akan melakukan apa saja". Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa: "Tuhan beri saya sebulan saja". Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka. Ia mendengar lagi panggilan mamanya, dan ia mulai menangis: "Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan". Ketika mereka masuk belokan terakhir, tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat. Jalan itu bernama Los Felidas. Panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung keujung. Di tengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing ditengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak. Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi. Di belakang mereka sebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis- pengemis yang segera memenuhi tempat itu. "Belum bergerak dari tadi." lapor salah seorang. Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun. Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya. "Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu”. Serrafona memandang tembok dihadapannya, dan ingat saat ia menyandarkan kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kakinya dan ingat ketika ia belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkannya pada masa kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat. "Tuhan", ia meminta dengan seluruh jiwa raganya, "beri kami sehari, Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia. Jadi mama tidak menyia-nyiakan saya". Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu kedadanya. Wanita tua itu perlahan membuka matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda. "Mama....", ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang ditunggunya tiap malam – antara waras dan tidak - dan tiap hari - antara sadar dan tidak - kini menjadi kenyataan. Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatannya menarik lagi jiwanya yang akan lepas. Perlahan ia membuka genggaman tangannya, tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya. "Mama, saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi dulu. Apapun yang mama mau bias kita lakukan bersama-sama. Mama ingin makan, ingin tidur, ingin bertamasya, apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu... Mama...”. Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: "Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan..... satu jamsaja..... satu jam saja.....". Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu. Hanya senyum itu, yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia.
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Baca Selengkapnya...

Friday, July 20, 2007

Menjadi Pemenang

Martin Luther King Jr. berkata, "Jadilah tukang sapu jalanan Layaknya Michael Angelo melukis atau Shakespeare menulis puisi, sehingga segenap penghuni bumi akan tertegun lalu berujar, Wahai inilah tukang sapu jalan yang melakukan tugasnya dengan baik."



Bekerja dengan baik, itulah yang ditempuh banyak orang untuk memetik keberhasilan. Kemmons mencium kebutuhan pelancong akan motel sederhana tapi bersih, Ia pun mendirikan Holiday Inns. Sam Walton bercita-cita membangun jaringan toko kelontong dengan harga murah dan pelayanan ramah, hasilnya Wal-Mart jaringan pasar swalayan terbesar di AS. Menjadi orang sukses tak perlu menunggu punya gelar, mulailah sekarang juga. Pilih hal yang sederhana baru kemudian mengembangkannya. Misalnya, adakah yang lebih sederhana dari menjawab telepon? Tapi berapa orang yang bias melakukannya dengan baik? Saya harus mewawancarai puluhan pelamar sebelum menemukan seorang resepsionis yang mampu menjawab dan berbicara melalui telepon dengan baik. Bersungguh-sungguhlah melakukan apapun, entah itu berkebun, berbenah rumah, mencuci, memasak, dll. Bila ada pelayan hotel terbaik di dunia, yang membersihkan kamar hotel sebagai kerja seni; atau juru masak yang mengesankan tamu dgn hidangan sederhana tapi disiapkan dgn lezatnya; atau pramuniaga yang melayani pelanggan seperti melayani orang terpenting di dunia, Saya yakin orang akan berebut mempekerjakan dan membayar mereka dgn gaji tinggi. Pelajari minat, bakat, dan kemampuan anda. Peluang tidak pernah berujung. Banyak orang yg tidak kreatif dgn kemampuannya sendiri. Mereka malah mengharapkan kemampuan yg tidak dimiliki, sementara kemampuan sendiri tidak dimanfaatkan. Ini ibarat orang pendek kecil menghampiri kawannya yg tinggi besar, lalu berkata : "Kalau badanku sebesar kamu, akan kurambah gunung, kutangkap beruang terbesar, lalu kurobek-robek badannya." Si besar menatap si kecil sambil tersenyum, "Beruang kecil kan juga banyak di hutan!" Renungkanlah itu. Anda pernah mengeluh karena tidak mampu mengatasi beruang besar, sementara beruang-beruang kecil yg bisa anda atasi menari-nari di sekitar anda? Kita mesti mau memanfaatkan apa yg kita punyai, di mana kita berada, dan mengambil yg terbaik dari situ. Rahasia yg mengubah orang menjadi pemenang: lakukan hal yg biasa dgn cara yg luar biasa. Juga harap diingat: Pemenang selalu mencari jalan untuk menang, sementara pecundang mencari dalih jikalau kalah. Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Baca Selengkapnya...

"Weakness or Strength"

Terkadang kelemahan terbesar kita bisa menjadi kekuatan terbesar kita. Cerita ini tentang seorang anak berumur 10 tahun yang memutuskan untuk mempelajari Judo, walaupun dia telah kehilangan tangan kirinya dalam sebuah kecelakaan mobil.



Anak itu pun memulai latihannya dengan seorang Guru master Judo, dan selama berlatih dia menunjukkan kemajuan, akan tetapi setelah tiga bulan, pelatihnya hanya terus mengajarkannya satu Jurus. “Guru,” anak itu akhirnya berceloteh, “Bukankah aku seharusnya mempelajari jurus baru?”. “Jurus ini hanya satu-satunya yang kau tahu, tapi jurus ini satu-satunya jurus yang kau butuhkan,” jawab Gurunya. Tetap tidak mengerti, tetapi yakin kepada perkataan gurunya, anak itu pun terus berlatih. Beberapa bulan kemudian, sang Guru membawa anak itu ke Pertandingan Judo Pertamanya. Kaget akan kemampuannya, anak itu dengan mudah memenangkan dua pertandingan penyisihan. Pertandingan ketiga ternyata lebih sulit, tetapi setelah beberapa waktu, lawan anak itu menjadi tidak sabar dan menyerangnya; sudah pasti anak itu hanya menggunakan satu-satunya jurus yang diketahuinya dan Menang. Masih terkejut pada keberhasilannya, kemudian anak itu masuk babak Final. Kali ini, lawannya lebih besar, lebih kuat dan pengalaman. Sepintas lalu, anak itu tampaknya kalah jauh. Khawatir akan keselamatan anak itu, wasit menetapkan waktu rehat. Si wasit hampir saja menghentikan pertandingan ketika Guru anak itu menghentikannya. “Tidak,” Si Guru bersikeras, “Biarkan dia melanjutkan pertandingan”. Beberapa saat setelah pertandingan dilanjutkan kembali, lawannya melakukan kesalahan fatal; dia tidak memasang kuda-kuda. Seketika, anak itu menggunakan ‘Jurusnya’ untuk mengunci lawannya. Akhirnya, anak itu memenangkan pertandingan dan turnamen. Dia menjadi Juara. Dalam perjalanan pulang, Guru dan murid mengulas setiap jurus dalam tiap pertandingan. Kemudian anak itu memberanikan diri untuk bertanya satu hal yang sedang dipikirkannya. “Guru, bagaimana saya bisa memenangkan Turnamen itu dengan hanya satu jurus?”. “Kau menang dengan dua alasan,” sang Guru menjawab. “Pertama, kau hampir menguasai jurus bantingan yang paling sulit dalam Judo. Dan kedua, satu-satunya cara untuk melawan Jurus itu adalah Lawanmu harus menangkap lengan kirimu.” Kelemahan terbesar anak itu telah menjadi Kekuatan terbesarnya. Translated by David Hamzah Damian from “Bits & Pieces, August 15, 1996, Economic Press Inc”
Baca Selengkapnya...

Kunci Kegagalan

Kita semua tidak ingin gagal. Kita semua menghindari kegagalan. Tetapi rupanya kegagalan sangat akrab dalam kehidupan kita. Banyak target yang tak tercapai , banyak cita-cita yang tak terealisir, dan banyak harapan tinggallah kosong.



Mengapa kita gagal dan tidak mencapai keberhasilan? Mengapa kita belum berhasil dan menemui kegagalan? Apakah kegagalan merupakan realitas wajib sehingga keberhasilan dapat kita apresiasikan? Pertanyaan-pertanyaan diatas sering menghantui kita dan memerlukan jawaban dari kita masing-masing. Kegagalan tidak terjadi dalam semalam. Keberhasilanpun tidak dicapai dalam sehari. Kedua tesis di atas sangat sederhana tetapi juga sangat benar. Saya teringat ucapan seorang dokter tetangga saya, ketika pulang mengantarkan tetangga kami yang kena serangan jantung ke rumah sakit gawat darurat. Dia berkata bahwa sebetulnya serangan jantung tidak datang dengan tiba-tiba, tetapi bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun penyakit jantung telah ditimbun mulai dari merokok terlalu banyak, minum kopi terlalu banyak, malas olahraga sehingga sedikit demi sedikit pembuluh darah semakin menyempit. Akhirnya sedemikian sempitnya sehingga kegagalan jantung terjadi. Benarlah bahwa kegagalan jantung tidak terjadi dalam semalam melainkan ditumpuk bertahun-tahun, sedikit demi sedikit. Keberhasilan pun berlangsung dengan modus yang sama, sedikit demi sedikit keberhasilan ditumpuk sedemikian rupa sehingga keberhasilan itu lama kelamaan besar. Secara teoritis jika seseorang mempelajari lima kata bahasa Inggeris perhari maka dalam setahun dia akan memiliki hampir dua ribu kosa kata dan dalam lima tahun pasti bias menguasai sepuluh ribu kosa kata. Tetapi berapa banyakkah orang yang lulus perguruan tinggi mampu berbahasa Inggris dengan lancar? Tidak banyak. Mengapa? Karena mereka gagal menghafal lima bahasa Inggeris perhari. Masih banyak contoh dapat kita berikan tentang kebenaran tesis bahwa keberhasilan adalah kemampuan mengambil langkah-langkah kecil untuk mencapai hasil yang besar. Dan bahwa kegagalan adalah ketidakmampuan menghindari hal-hal kecil sampai ia menumpuk sedemikian besar dan tak terhindarkan lagi konsuekuensinya. Maka rahasia kegagalan adalah gagal mengucapkan selamat pagi, gagal mengucapkan terima kasih, gagal minta maaf, gagal mengurangi sepiring nasi dari diet harian, gagal memberi perhatian pada seorang staff, gagal mengusulkan kenaikan pangkat anak buah, gagal tersenyum, gagal bertekun setengah jam, gagal berolahraga setengah jam per hari, gagal sholat sepuluh menit per waktu, gagal membawa mobil ke bengkel untuk servis rutin, gagal menabung 5% dari penghasilan per bulan, gagal menutup mulut dari ucapan tak bermutu, dan ribuan kegagalan kecil lainnya. Orang bijak berkata berkata bahwa hal-hal kecil memang sepele, tetapi setia pada perkara-perkara kecil adalah hal yang besar. *Dari Cendol ke Jip* Jika cendolku ini habis terjual, akan kubeli seekor induk ayam. Lalu ayamnya kupelihara. Bertelor banyak sekali. Selanjutnya aku memiliki banyak anak ayam," demikian seorang tukang cendol berangan-angan sambil setengah mengantuk. Sementara cendolnya sejak pagi belum juga laku barang segelaspun. Dia bersandar pada batang pohon yang rindang sehingga terlindung dari sengatan matahari. Dia berharap semoga ada pembeli menghampiri. Anaknya yang belum terjamah wajib sekolah, ikut menemaninya berjualan. Di balik pohon itu si anak asyik bermain jangkrik. "Wah, kalau ayam-ayam ini kupelihara terus pastilah jadi babon semua. Kujual, lalu kubeli kambing betina sebagai gantinya," pikir tukang cendol melanjutkan angannya. Begitu asyiknya ia berkhayal, sampai setengah mengingau, sehingga memancing perhatian anaknya. "Kambing lalu besar. Beranak pinak. Lalu menjadi besar. Kujual semua. Lantas kubeli anak kerbau. Kupelihara baik-baik, jadi besar, wah … aku ini kaya. Punya banyak kerbau, he … he … he," tukang cendol benar- benar hanyut oleh sukacita menikmati khayalnya. "Nanti kerbaunya boleh saya naiki, ya pak? kata anaknya yang dari tadi menyaksikan bapaknya mengigau, melakonkan impiannya seolah-olah telah terjadi. Kaget oleh interupsi ini sang bapak menghardik, "Tidak boleh. Nantinya kerbaunya jadi cebol!". "Boleh dong pak! Masak sih kerbau jadi cebol?" rengek anaknya. Merasa terganggu, dijitaklah anaknya sampai menangis dan berlari menjauh. Tukang cendol tak perduli dan melanjutkan khayalnya, "Kerbau-kerbauku kujual semua lalu kubeli jip: rrrrr … kuinjak gasnya … lari … oh … asyik …!" sambil mempraktekkan menekan pedal gas jip barunya. Tapi malang, pedal jip dalam impian yang ditekan itu ternyata gentong cendol. Gentong berantakan. Cendol tumpah disertai berakhirnya mimpi di siang bolong. Dengan wajah lesu dipandangnya cendol yang berserakan di tanah. Ia tak tahu harus berbuat apa. Si anak yang sudah berhenti menangis dan berdiri agak jauh, terkejut mendengar bunyi gentong pecah. Ia tak mengerti mengapa bapaknya "ngamuk". Sayang memang, padahal impian itu sebetulnya feasible. Namun, terlepas dari kemalangan yang menimpanya, tukang cendol tersebut telah mampu membangun dalam pikirannya suatu cara menjadi kaya. Perkara apakah jalan pikiran itu dapat direalisasikan, itu memang hal lain. Tak kurang Johann Wolfgang Van Goethe pernah berkata, "Thinking is easy, acting is difficult, and to put one's thought into action is the most difficult thing in the world". Hal yang tersulit ini, tak enaknya, harus mampu dilakukan oleh manajer. Manajer harus bisa "to get (planned) things done". Atau sebaliknya: ukuran kemanajeran seseorang ialah apakah ia mampu membuat ide menjadi kenyataan: dari cendol menjadi jip! Semoga Anda para manajer, diberiNya kekuatan dan kebijaksanaan melakukan hal yang tersulit ini. Sumber: Kunci Kegagalan oleh Jansen H Sinamo - Jansen Sinamo WorkEthos Training Center
Baca Selengkapnya...